Jumat, 02 April 2010

Pesan Untuk Sebuah Nama (Adithya) 1. . .

Hari ini aku mampir di depan rumahmu Dith..
Aku lupa jalannya, aku tersesat, aku takut tidak menemukannya..
Aku basah kuyup, aku menggigil, aku mulai ketakutan sendiri disini..


Setelah menemukan rumahmu..
Semuanya serba berubah, mulai dari cat pagar sampai cat rumah yang berbeda dengan rumahmu dulu..
Aku berharap setelah di depan rumahmu, aku melihat kamu duduk di bangku teras rumahmu tapi harapan itu sirna seketika karna kamu sudah tidak ada…
Sepertinya rumahmu sudah ada penghuni baru yang menempatinya..


Hari ini dimana-mana hujan Dith,
Hujan yang sangat deras,
Hujan seperti ini kan yang kamu suka…??

Kamu tahu gak hari ini aku membiarkan tubuhku basah kuyup selama hampir 3jam
Aku sangat puuuaaas mengguyur seluruh tubuhku dengan derasnya hujan…
Berusaha menghilangkan semua resah yang kurasa, gelisah yang mendera, takut yang kupendam, rindu yang tak tertuang, dan semua rasa yang tak bisa kujabarkan tentang dirimu…

Aku ingin melakukan apa yang sering kamu lakukan dulu ketika kamu sedang resah, takut, dan semua rasa yang sungguh tidak nyaman…

Setiap kali kamu merasa takut dan resah, kamu selalu berharap hujan turun dengan deras..
Dan ketika hujan yang deras benar-benar turun maka tanpa pikir panjang kamu membiarkan tubuhmu diguyur hujan, lalu kamu terlihat sangat behagia bermain-main dengan hujan itu, senyum yang tadinya menjanggal seketika berubah menjadi tawa yang begitu lepas dan tanpa beban setelah hujan itu mengguyurmu…


Kamu selalu berkata, “hujan ini telah melunturkan semua resah yang aku rasa”
Dan hari ini aku berharap hujan yang mengguyurku akan melunturkan resah dan takut yang kurasa, sehingga aku bisa berkata, “hujan ini juga telah melunturkan keresahanku seperti dia melunturkan keresahanmu”.

Tapi hujan ini tak mampu menyampaikan rindu yang kutitipkan untukmu...

Tanpa Judul

Mencoba pahami apa yang tidak kumengerti
Kenapa harus kuhapus semua rasa ini ??
Rasa yang tumbuh dalam diam
Kehadirannya pun tak kusadari

Tiba-tiba semua terasa sakit
Air mata yang mengalir tanpa bisa kuhentikan
Luka yang muncul tanpa sentuhan senjata tajam

Agh, semuanya membuatku gila…
Lelah mengejar yang tak pasti
Tak tahu apa yang aku cari
Terpuruk oleh rasaku sendiri
Rasa yang kukembangkan tanpa tahu diri